Senin, 23 November 2015

Nyanyikanlah Nyanyian Baru

Musik adalah salah satu anugerah dalam hidup yang sudah dianggap  biasa, baik bagi orang Kristen ataupun orang di luar Kristen. Musik diyakini dapat menenangkan hati yang sedang gundah atau galau dan dapat memberikan semangat. Namun ada yang unik dan menjadi ciri khas bagi kita yang adalah orang-orang Kristen, musik tidak hanya dapat menenangkan hati dan memberikan semangat bagi diri kita, tetapi juga dapat memotivasi kita untuk hidup bagi Kristus, dan melalui nyanyian kita dapat mengangkat hati dalam pujian kepada Tuhan. Ada jemaat yang menyebut “Tanpa nyanyian, bagaikan makan sayur tanpa garam.

Nyanyian bagi Tuhan” atau di dalam bahasa Yunani “hymnos” yang kita sebut dengan “Hymn” atau “Himne”, jika saya definisikan adalah puji-pujian untuk Tuhan atau Firman-Firman Tuhan yang di ungkapkan lewat serangkaian nada. Bahkan di dalam Alkitab kita, ada salah satu kitab yang khusus isinya berupa pujian yang sangat kita kenal, yaitu kitab Mazmur. Ada juga yang disebut sebagai “canticle” yang adalah pujian di dalam Alkitab, selain Mazmur, misal: Nyanyian Maria, “Magnificat” (Lukas 1:46-55).

Sebenarnya kata "Nyanyian baru" secara keseluruhan muncul sebanyak 9x di Alkitab kita, yaitu 6x di kitab Mazmur (Mazmur 33:3, 40:4, 96:1, 98:1, 144:9 & 149:1), 1x di kitab Yesaya (Yesaya 42:10) dan 2x di kitab Wahyu (Wahyu 5:9 & 14:3).Berulang-ulang Tuhan menyuruh kita menyanyikan nyanyian baru.

Apakah arti “nyanyian baru”? Untuk apakah kita harus menyanyikan “nyanyian baru”? Apakah Tuhan mempunyai maksud tertentu? Definisi “nyanyian baru” yang biasanya kita pahami adalah nyanyian yang belum pernah kita kenal atau dengar. Hal itu memang benar, tetapi apakah “nyanyian baru” yang demikianlah yang dimaksudkan Tuhan? Maksud Tuhan bukanlah definisi yang seperti ini, nyanyian lamapun, yang kita sudah hafal di “luar kepala”, dapat menjadi nyanyian baru dihadapan Allah.

"Nyanyian baru” ialah nyanyian yang keluar dari dalam hati kita karena kita mengalami suatu “pengalaman baru” dengan Tuhan, sehingga artinya bukanlah selalu identik dengan “nyanyian yang baru diciptakan”. Ada beberapa arti dari “nyanyian baru”:
  1. Dengan cara yang baru 
  2. Dengan pengertian yang baru 
  3. Dengan sikap hati yang baru 
  4. Dengan sukacita yang baru 
Seperti inilah nyanyian baru yang dimaksudkan oleh Allah, yaitu suatu nyanyian dari pengalaman baru dengan Allah dan itu selalu indah dan selalu menggetarkan hati setiap umat Tuhan. Kemudian, apakah yang menjadi maksud Allah melalui nyanyian baru? Mengapa Allah menyuruh kita menyanyikan nyanyian baru? Karena Allah merindukan supaya kita bertumbuh dalam kehidupan rohani kita, bertumbuh di dalam pengalaman dengan Allah, jangan tinggal pada tingkat kerohanian yang sama terus seumur hidup kita. Allah sangat  sedih kalau hidup rohani kita macet pada tingkat yang sama terus alias diri kita mengalami stagnansi bahkan kemunduran rohani. Allah menginginkan supaya kita terus menerus mengalami pengalaman-pengalaman baru dengan Allah dan kita terus bertumbuh. 

Seharusnya bertumbuh itu sangat menarik hati dan merupakan pengalaman yang amat sangat menyenangkan, sebaliknya, jika kita sampai macet di dalam pertumbuhan pastilah sangat menjemukan. Di dalam pertumbuhan pastilah ada proses yang adalah pengalaman diri kita yang berjalan dengan Allah, termasuk di dalam pengalaman diri kita ketika melewati ujian-ujian yang genting dengan berpegang teguh  pada Firman Tuhan dan pimpinan Roh Kudus. 

Kalau Tuhan menyuruh kita terus menerus menyanyikan nyanyian baru, itu berarti Allah menginginkan supaya kita terus menerus mengalami pengalaman-pengalaman baru dengan-Nya. Ini berarti diri kita harus terus meningkat dari tingkat yang lama ke tingkat yang lebih tinggi lagi, naik lagi ke tingkat yang lebih tinggi, begitu seterusnya setiap hari terus menerus, hari demi hari. Bertumbuhlah dan alamilah pengalaman-pengalaman baru dengan Allah. Sampai kapankah kita menyanyikan pujian baru untuk Tuhan? Sampai Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya, dan artinya kita dituntut untuk terus bertumbuh tiada hentinya hingga Dia datang kembali. 

Kita bernyanyi memuji Tuhan bukanlah supaya Dia baik dan menolong kita, atau sebaliknya, supaya Dia tidak marah dan lantas menghukum kita. Tuhan adalah Allah baik dan penuh rahmat sejak awal sampai selama-lamanya. Dia mengasihi umat-Nya dan memberikan diri-Nya tanpa pamrih. Dia tidak perlu disogok dengan pujian agar memberikan berkat-Nya. Kalau begitu apa makna pujian itu? 

Puji-pujian adalah respons atau tanggapan kita terhadap kasih, kebajikan, kemuliaan dan keagungan Tuhan kita. Kita memuji Dia bukan supaya Dia baik, tetapi karena Dia baik. Bukan supaya Dia menolong kita, tetapi karena Dia justru telah menolong kita. Bukan supaya Dia tampak agung dan mulia, tetapi karena Dia memang benar-benar agung dan mulia. Artinya adalah tanpa pujian dari kita, kebesaran dan keagungan Allah tidak akan berkurang sedikit pun. Namun sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, yang senantiasa kita ini diberkati dan dilindungi oleh Allah, tentulah kita pantas memuji-muji nama-Nya. Hanya puji-pujian itulah yang dapat kita lakukan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kita kepada-Nya, terus nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan kita di sepanjang usia kita, dimulai dari saat ini juga hingga Dia datang kembali.

Soli deo gloria.

(Welly W., 2015 - GKT Blimbing) 

1 komentar:

  1. nyanyian baru yang dimaksud itu adalah nyanyian yang baru diciptakan menggunakan Roh...

    orang yang mampu melakukan itu adalah orang yang hatinya sudha dipenuh oleh Roh..

    dan ketika mereka menyanyikan nyanyian baru itu, harus ada penafsir kalau ingin tau arti lagunya...

    saya cari kesana kesini, semua artikel sama saja..

    BalasHapus