Musik
menyentuh sampai kedalaman jiwa manusia. Bahkan seseorang yang tidak pernah mau
untuk mendengarkan orang berkhotbah, akan menjadi tertarik ketika mendengar
sebuah lagu dalam bahasanya sendiri, apalagi bila dimainkan dalam musik khas
daerahnya – dan lagu-lahu seperti itu dapat menjadi sarana bagus untuk
menyampaikan kebenaran rohani.
Musik adalah sarana penting untuk memberitakan
injil. Jika kita menyelidiki Alkitab dan sejarah akan didapatkan bahwa
pelayanan yang menonjol adalah pelayanan dalam bidang paduan suara. Dalam
Alkitab dapat dibaca bahwa pelayan musik di bait Allah didominasi oleh paduan
suara. Hal ini dapat kita temukan pada nyanyian para malaikat dihadapan tahta
Allah, paduan suara yang memuji Allah atas kelahiran Kristus, dan dalam kitab
Wahyu, paduan suara merupakan musik yang paling dominan. Dalam sejarah peranan
paduan suara ini sangat menonjol, dan seharusnya pada masa kini juga.
Dari
penyelidikan tentang musik dalam Alkitab kita mengetahui bahwa musik Kristen
pasti menerima pengaruh dari musik Yahudi. Dari sejarah kita temukan bahwa musik
mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan umat Kristen yang mula-mula. Pada
masa penganiayaan di mana mereka tidak dapat mendengarkan Firman Tuhan, hanya
puji-pujian yang mereka naikkan yang dapat memberi kekuatan.
Perubahan besar
terjadi ketika Kaisar Constantine menyatakan bahwa agama kristen menjadi agama
resmi negara. Peranan Gereja semakin menonjol, segala sesuatu berada di bawah
kontrol gereja. Sehingga musik pada masa kini lebih bersifat doktrinal.
Sampai
dengan masa Reformasi, musik hanya untuk golongan elite atau orang kaya saja. Rakyat atau
jemaat biasa tidak dapat terlibat didalamnya, bahkan hanya untuk mendengarkan saja tidak bisa. Martin Luther dapat disebut
sebagai pendobrak dalam hal ini. Dialah yang mula-mula mengajak jemaat dan
rakyat untuk terlibat dalam musik. Dengan semangat yang menyala-nyala Luther
memimpin pengikutnya dengan nyanyian-nyanyian yang dapat dimengeti oleh mereka, tentunya dengan bahasa asal mereka.
Meskipun
John Calvin tidak menyukai pemakaian alat-alat musik untuk ibadah, ia mengakui
pengaruh yang kuat dari musik terhadap manusia. Sehingga ia menciptakan sebuah
formula untuk musik yang sangat baik untuk diperhatikan:
- Musik adalah untuk jemaat, jadi harus sederhana
- Musik itu untuk Allah, jadi harus menunjukan kesungguhan
- Kedua hal tersebut akan lebih baik jika dilakukan tanpa memakai iringan musik agar mencapai hasil yang baik
Pada
masa reformasi mulailah penyusupan unsur-unsur lagu rakyat kedalam musik
gereja dan rupanya hal ini tidak mengganggu pelayanan musik, justru memberikan sokongan. Sebab musik secamam inilah yang dimengerti oleh jemaat. Melodi yang
manis telah memikat para pendengar ataupun penyanyinya, tanpa harus mengganggu
unsur theologia yang terdapat didalamnya. Sesudah masa reformasi, rupanya
perkembangan musik beralih ke benua Amerika. Great Awakening yang dipimpin oleh
George Whitefield dan Jonathan Edwards telah memberikan saham utama bagi
perkembangan musik gereja di benua Amerika. Era ini menghasilkan nyanyian yang
bersifat spontan, bebas, tetapi sederhana dan emosional. Rupanya pengaruh
nyanyian negro (negro spiritual) yang menjadi ciri nyanyian para budak ini
sangat besar.
Saat ini pelayanan musik gerejawi bukanlah monopoli sidang
jemaat saja, tetapi juga bagi mereka yang mempunyai pendidikan formal dalam bidang
musik. Musik gereja telah menjadi arena persaingan bagi banyak artis kristen.
Unsusr pemujaan dan ibadah kepada Allah telah luntur. Ia telah menjadi semacam
atraksi hiburan. Musik dalam jemaat telah kehilangan gairah.
Jadi
yang diperlukan gereja bukan sekedar seorang pemimpin paduan suara saja, tetapi
seseorang yang berbeban untuk mengurus persoalan musik di dalam gereja. hanya
dengan cara inilah pelayanan musik gereja akan dirasakan manfaatnya.
Musik
adalah dari Allah dan untuk dikembalikan kepada Allah. Oleh sebab itu kita
harus meninjau apa yang patut kita kerjakan agar musik menempati porsi yang
benar. Musik merupakan seni. Dan harus diingat bahwa seni itu selalu mencari bentuk-bentuk
yang baru. Untuk memilih musik yang cocok bagi suatu acara, perlu banyak
diselidiki dan digumuli. Jangan memilih musik hanya yang sesuai dengan selera
sendiri.
Ingat! Pemimpin musik mempunyai kuasa untuk menentukan jenis musik
yang akan dipakai. Dan semua orang yang terlibat dalam pelayanan musik dalam
gereja harus ingat bahwa mereka melayani Allah. Soli deo gloria.
(Welly W., 2008 - Institut Theologia Aletheia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar